Senin, 11 November 2013

Pengertian Sistem Informasi Berbasis Komputer

    Nama : Widyastuti
    Npm   :18510500
     kelas : 4PA05
Pengertian Sistem Informasi  Berbasis Komputer

                        Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer.
                        Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Pada bagian pengolahan dengan komputer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Hal tersebut dinamakan dengan sistem informasi berbasis komputer (komputer based information sistem).

Sistem informasi berbasis computer memiliki serangkaian sub di antaranya :
1.        Sistem Informasi Akuntansi :        
Sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang menjadi acuan dalam sistem informasi formal lainnya, seperti sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, peralatan, catatan-catatan dan laporan guna memberikan informasi pada suatu perusahaan (Wilkinson, Baridwan & Mulyadi).
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
·         Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
·         Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 
·         Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
2.      Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi berbasis computer yang menyediakan informasi untuk mendukung kebutuhan manajemen (Febrian, McLeod & Schell). Meskipun demikian, masih dalam buku yang sama dinyatakan bahwa MIS adalah kumpulan manusia dan sumber daya di dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dalam aktivitias perencanaan dan pengendalian.
Tujuan umum Sistem Informasi Manajemen :
*      Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
*      Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
*       Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

3.      Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan  adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model .

4.   Office automation ialah penggunaan alat elektronik untuk memudahkan komunikasi formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Awalnya penggunaan office automation atau otomatisasi kantor hanya terbatas pada kalangan pabrik industry saja. Namun, saat ini penggunaanny sudah menyebar hingga kalangan perkantoran. Otomatisasi kantor dimulai pada tahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin yang disebut Magnetic Tape / Selectric Typewriter ( MT/ST) yaitu mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis.
Office Automation (OA) System mendukung pekerjaan pada suatu perusahaan secara luas, biasanya digunakan untuk meningkatkan aliran pekerjaan dan komunikasi antar sesama pekerja, tidak peduli apakah pekerja tadi berada di satu lokasi yang sama ataupun tidak.
Tujuan dari office automation ialah :
Y      Membantu kegiatan sekertariat dan karyawan administrasi
Y      Menaikkan produktifitas
Y      Membantu memfasilitasi komunikasi formal dan informal atar karyawan di dalam dan di luar organisasi
Y      Mengurangi penghentian kerja
Y      Pengurangan biaya peralatan

Ada beberapa jenis aplikasi yang digunakan dalam office automation, diantaranya ialah :
1)        Pengolah Kata
Merupakan aplikasi yang biasa digunakan untuk mengolah data tertulis, sehingga memungkinkan manajer menyiapkan komunikasi tertulis yang lebih efektif.
2)      Surat  Elektronik
Tujuan digunakannya surat elektronik ialah untuk mempermudah manajer berkomunikasi secara cepat dan mudah dengan orang lain. Surat elektronik atau biasa disebut email efektif jika tidak diperlukan percakapan 2 arah dan jika penyampaian pesan berjarak jauh.
3)      Voice Mail
Syarat utama agar setiap karyawan dapat berkirim pesan melalui voice mail ialah setiap orang harus mempunyai voice mailbox sebagai penerima pesan. Selain itu diperlukan komputer dengan kemampuan menyimpanan pesan audio dalam bentuk digital dan kemudian merubahnya kembali menjadi pesan audio ketika pesan tersebut dipanggil. Keuntungan dari voice mail ini ialah manajer tidak perlu mengetik pesan yang akan disampaikan.
4)      Kalender Elektronik atau Electronic Calendering
Electronic calendering merupakan penggunaan jaringan komputer untuk menyimpan dan mengambil kalender pertemuan.

5.    Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelelasikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. 
Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung : keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
contoh sistem pakar
Y      MYCIN : Diagnosa penyakit
Y      DENDRAL : Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak  dikenal
Y      XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar.
Y      SOPHIE : Analisis sirkit elektronik

widyo.staff.gunadarma.ac.id

Kamis, 24 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi

SISTEM
Sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani sustema adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Jerry FutzGerald (1981), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Menurut Lani Shidarta (1995), sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.

Menurut Indrajit (2001), mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.


INFORMASI
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti "garis besar, konsep, ide". Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktifitas dalam "pengetahuan yang dikomunikasikan".

Menurut Raymond Mc.leod (2001), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Menurut Tata Sutabri (2005), informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Mc Fadden (dalam Abdul Kadir, 2002), informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.


SISTEM INFORMASI
Secara umum sistem informasi didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Menurut Mc Loed (2001), sistem informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

Menurut Tafri D. Muhyuzir (2001), sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.

Menurut Lani Sidharta (1995), sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, memproses data, dan menghasilkan informasi untuk pemakai.


PSIKOLOGI
Secara etimologis, istilah psikologi berasal dari Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti "jiwa", dan logos yang berarti "ilmu". jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.

Menurut Mussen & Rosenzwieg (dalam Sobur, 2003), psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan swbagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

Menurut Hendry Gleitman (dalam Sobur, 2003), mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.

Menurut Robert S. W & Marquis DG (dalam Sobur, 2003), psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktifitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya.


SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Dari pengertian sistem, informasi, dan psikologi yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Psikologi adalah sistem buatan manusia dengan menggunakan tekhnologi yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi untuk memudahkan aliran informasi berupa data yang telah diolah dengan cara mengumpulkan data, memproses data dan menghasilkan informasi agar menjadi informasi yang bermanfaat atau berharga sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang memakai data tersebut.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem
http://id.wikipedia.org/wiki/informasi
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-informasi-menurut.html
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam lintasan sejarah. Cetakan II. Bandung: Pustaka Setia.

Selasa, 07 Mei 2013

Behavior Therapy

Terapi Perilaku mencakup sejumlah metode terapi yang berbeda-beda yang kesemuanya itu didasarkan pada teori-teori belajar. Para ahli behaviorist beranggapan bahwa perilaku maladaptif merupakan cara untuk menanggulangi stres yang sudah "terbiasa" pada diri seseorang, sehingga beberapa teknik perilaku yang dikembangkan dalam percobaan dapat digunakan untuk menggantikan respon maladaptif tersebut dengan respon baru yang lebih tepat. Jika terapis psikoanalisis berkaitan dengan masa lalu, maka terapi perilaku lebih memusatkan langsung kepada perilaku itu sendiri (Atkinson dkk., 1993, dalam Riyanti dan Prabowo).

Dua aliran utama yang menjadi pijakan dalam metode-metode dan teknik-teknik pendekatan terapi yang didasarkan kepada teori belajar adalah Pengkondisian Klasik dan Pengkondisian Operan. Pengkondisian Klasik atau pengkondisian responden dari Pavlov, pada dasarnya melibatkan stimulus tak terkondisi (UCS) yang secara otomatis membangkitkan respons berkondisi (CR), yang sama dengan respons tak berkondisi (UCR) apabila diasosiasikan dengan stimulus berkondisi (CS), sehingga lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR (Corey, 1995 dalam Riyanti dan Prabowo).

Pengkondisian Operan melibatkan pemberian ganjaran (reward) kepada individu atas pemunculan tingkahlakunya (yang diharapkan) pada saat tingkah laku itu muncul. Pengkondisian operan ini dikenal dengan istilah "pengkondisian instrumental", karena memperlihatkan bahwa tingkah laku instrumental dapat dimunculkan oleh organisme yang aktif sebelum perkuatan (reinforcement) diberikan untuk tingkah laku tersebut (Corey, 1995 dalam Riyanti dan Prabowo).

Berdasarkan kedua aliran dalam teori belajar tersebut diatas, maka para ahli kemudian mengembangkan beberapa teknik atau metode terapi yang antara lain meliputi desensitisasi sistematis, assertive training, modeling, gestalt, terapi implusif, terapi aversi dan positive reinforcement. 

Meski Skkiner bukan ahli psikologi klinis, teori dan praktek pengkondisian operannya telah membawa dampak terhadap upaya-upaya terapi atas beberapa bentuk tingkah laku yang menyimpang, yang kemudian menghasilkan satu pendekatan dalam psikoterapi yang dikenal dengan istilah terapi tingkah laku (Behavior therapy).

Terapi perilaku memiliki dasar yang sederhana, yakni bahwa tingkah laku yang menyimpang yang terdapat pada individu adalah sebagai hasil pengalaman pengkondisian yang keliru. Oleh karena itu, tugas utama dari seorang terapi adalah menghapus tingkah laku yang menyimpang, dan membentuk tingkah laku baru yang layak melalui pemerkuatan atas tingkah laku yang layak tersebut. Jadi, tingkah laku itu merupakan perluasan yang logis dari pengkondisian operan.

Sumber :
Ardani, Tristiadi Ardi dan Prof. Dr. M. Noor Rochman Hadjam. (2011). Psikologi abnormal. Cetakan pertama. Bandung: CV. Lubuk Agung.
  Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo Hendro. (1998). Psikologi umum 2. Jakarta: Gunadarma.

Selasa, 23 April 2013

Analisis Transaksional



Analisis Transaksional 

Analisis Transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. AT berbeda dengan sebagian besar terapi lain, yakni AT adalah suatu terapi kontraktual dan desisional. AT menekankan kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru, juga menekankan aspek-aspek kognitif-rasional-behavioral kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara hidupnya.
    Pendekatan tentang AT ini dikembangkan oleh Eric Berne (1964). Landasan teori yang digunakan Berne menyajikan tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu Orang Tua, Orang Dewasa, dan Anak. Dalam proses terapeutik AT terdapat persamaan kekuaraan terapis dan klien. Klien menentukan apa yang akan diubah, dan agar perubahan menjadi kenyataan, klien mengubah tingkah lakunya secara aktif. Pada dasarnya, AT  berasumsi bahwa orang-orang bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berpikir dan membuat putusan untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-perasaannya.
A.       Konsep Dasar
Menurut Gerald Corey Analisis Transaksional berakar pada filosofi antideterministik. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dulu telah dibuat pada masa hidupnya mereka pada saat mereka sangat tergantung pada orang lain. Tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan ditantang, dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan baru.

Transaksional antara lain: status ego, belaian, atau perintah, pembentukan naskah, permainan, dan posisi hidup.
1. Status Ego
menurut eric berne bahwa sumber-sumber tingkah laku, sikap perasaan, sebagaimana individu melihat kenyataan, mengolah informasi dan melihat dunia diluar dirinya disebut status ego.
Istilah status ego yang digunakan oleh eric berne berbeda dengan istilah yang dikemukakan oleh freud (id,ego,super ego) karena bukan merupakan construct, akan tetapi status ego disini dapat diamati dan merupakan suatu kenyataan fenomenologis, yang dapat diamati dengan indera (Harris, 1987,Gilliard, et al,1994).
Landasan pemikiran Berne(1961) dan Prawitasari (1987) tentang status ego berdasar pada tiga hipotesis yang berlaku pada setiap individu.
  1. Bahwa setiap perkembangan menuju pada kedewasaan, melalui masa kanak-kanak.
  2. Bahwa setiap manusia mempunyai jaringan otak yang baik dan sanggup melakukan testing terhadap realita secara baik.
  3. Bahwa setiap individu yang berjuang untuk menuju ke dewasa telah mempunyai orang tua yang berfungsi atau seorang yang dianggap sebagai orang tuanya.
Didalam individu mengadakan interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga status ego tersebut. Ketiga status tersebut adalah status ego anak, dewasa, dan orang tua. Tingkatan ini timbul karena adanya pemutaran data kejadian pada waktu yang lalu dan direkam, yang meliputi orang, waktu, keputusan, perasaan yang sungguh nyata (Harris, 1987).
Status Ego Anak
ego anak dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu sebagai seorang anak yang menyesuaikan dan anak yang wajar. Anak yang menyesuaikan diujudkan dengan tingkah laku yang dipengaruhi oleh orang tuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindaak sesuai dengan keinginan orang tuanya seperti penurut, sopan, dan patuh, sebagai akibatnya anak akan menarik diri, takut, manja, dan kemungkinan mengalami konflik. Anak yang wajar akan terlihat dalam tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, egois, agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah dan pemberontak.di dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat jika terjadi suatu interaksi antara dua individu.
Misalnya seorang teman menanyakan kenapa kamu kemarin kemu tidak masuk kantor, maka reaksi yang ditanya muncul perasaan kesal (kok usil amat), atau muncul perasaan takut dan kemudian memberikan jawaban agar dikasihani. Respon ini mewujudkan status ego anak yang menyesuaikan sebagaimana respon yang diberikan jika mendapat teguran dari orang tuanya.
Status Ego Dewasa
Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
Didalam kehidupan sehari-hari interaksi dengan menggunakan status ego dewasa.
Misalnya seorang dosen sedang  memeriksa analisis data dari skripsi mahasiswanya dosen  mengatakan kenapa anda memilih saya sebagai pembimbingnya, maka mahasiswa menjawab ya pak, karena sepengetahuan saya, bapak ahlinya dan sangat menguasai mengenai permasalahan dalam skripsi saya.
Status Ego Orangtua
status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya.
Ada dua bentuk sikap orang tua, yang pertama adalah orang tua yang selalu mengkritik-merugikan, dan yang kedua adalah orang tua yang sayang.
Misalnya sikap orang tua yang mengkritik merugikan seperti “ kamu sih terlalu malas, memang kamu bodoh sih, kamu anak bapak yang paling bandel”.Status ego orang tua yang sayang seperti memberikan dorongan, memberi semangat,menerima, memberikan rasa aman.

2. Belaian
Dalam teori analisis transaksional sebuah belaian merupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan menyehatkan.
Teori Analisis Transaksional menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengadakan hubungan yang bisa dicapai dalam bentuknya yang terbaik melalui keakraban. Hubungan yg akrab berlandaskan penerimaan posisi saya OK kamu OK di kedua belah pihak.
3 Permainan
Menurut Harris (dalam correy, 1982) bahwa permainan (games) merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain.di dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah ada jarak dan apa diiringi dengan keakraban.
Analisis Transaksional memandang permainan-permainan sebagai penukaran belaian-belaian yg mengakibatkan berlarutnya-larutnya perasaan-perasaan tidak enak. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan keakraban. Akan tetapi, orang-orang yang terlibat dalam transaksi-transaksi memainkan permainan menciptakan jarak di antara mereka sendiri dengan mengimpersonalkan pasangannya. Transaksi itu setidaknya melibatkan dua orang yang memainkan permainan. Transaksi permainan akan batal jika salah seorang menjadi sadar bahwa dirinya berada dalam permainan dan kemudian memutusakan untuk tidak lagi memainkannya.
4 Posisi Hidup
Suatu keputusan yang dibuat dalam rangka merespon bagaimana reaksi figur orang tua terhadap reaksi awal anak perasaan dan kebutuhannya serta merupakan komponen dasar dari naskah hidup dari individu. Ada 4dasar posisi hidup:
  1. I’m Ok –You’re Ok
Individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya orang lain.
  1. I’m Ok- You’re not Ok
Individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa memnpunyai hak untuk mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
  1. I’m Not Ok- You’re Ok
Individu merasa tidak terpenuhi kebutuhanya dan merasa bersalah.
  1. I’m Not Ok-You’re Not Ok
Individu merasa dirinya tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang positif.
Analisis lifescript individu didasarkan pada drama-nya keluarga asli. Sebagai hasil mengeksplorasi apa yang mereka pelajari berdasarkan lifescript mereka, klien belajar tentang perintah-perintah mereka diterima secara tidak kritis sebagai anak-anak, keputusan mereka dibuat sebagai tanggapan terhadap pesan ini, dan permainan dan raket sekarang mereka terapkan untuk menjaga keputusan awal ini hidup. Dengan menjadi bagian dari proses penemuan diri, klien meningkatkan kesempatan untuk datang ke pemahaman yang lebih dalam belum selesai mereka sendiri bisnis psikologis, dan di samping itu, mereka memperoleh kemampuan untuk mengambil beberapa langkah-langkah awal untuk keluar dari pola-pola merugikan diri sendiri.
5 batas Status Ego
setiap individu mempunyai ketiga ego tersebut( anak,dewasa, orang tua) bersifat permiabel, sehinggan dimungkinkan terhambatnya aliran dari status ego yang satu ke ego yang lain dalam menaggapi rangsang dari luar.akan tetapi ada batas antara dinding status ego tersebut sangat kuat, sehingga individu tidak mampu melakukan perpindahan ke status ego yang lain.
6 analisis transaksional
ada tiga bentuk transaksi yang terjadi antara dua individu, yaitu: 1)transaksi komplementer, transaksi ini terjadi jika antara stimulus dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan, sehingga berjalan lancar; 2) transaksi silang, transaksi ini terjadi jika stimulus dan respon tidak cocok dan biasanya komunikasi ini akan terganggu; 3) transaksi terselubung. Transaksi ini terjadi jika antara status ego beroperasi bersama-sama.
 Tujuan-tujuan terapi
    Tujuan dasar Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah menolong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh putusan-putusan dini mengenai posisi hidupnya. Harris melihat tujuan AT sebagai membantu individu agar memiliki kebebasan memilih, kebebasab mengubah keinginan, kebebasan mengubah respons-respons terhadap stimulus-stimulus yang lazim maupun yang baru. Mungkin dapat dijelaskan bahwa tujuan terapi adalah agar ego Orang Dewasa tidak tercemari oleh ego yang lain, sehingga dapat dengan bebas memilih pilihan secara baik tanpa ada rasa emosional maupun rasa ingin menghakimi.
    Pada Berne, dinyatakan bahwa tujuan utama AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan kembali tiga karakteristik, yakni kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Sama dengan Berne, James dan Jongeward (1971) melihat pencapaian otonomi sebagai tujuan utama AT, yang bagi mereka berarti “mengatur diri, menentukan nasib sendiri, memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan sendiri, serta membuat pola-pola yang tidak relevan dan tidak pantas bagi kehidupan di sini-dan-sekarang”.
 Fungsi dan peran terapis
    AT dirancang untuk memperoleh pemahaman emosional maupun pemahaman intelektual. Dari situ, Harris melihat peran terapis sebagai seorang “guru, pelatih, dan narasumber dengan penekanan kuat pada keterlibatan”. Sebagai guru, terapis menerangkan segala konsep-konsep yang ada pada setiap analisis. Terapis membantu klien dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan yang menyebabkan klien membuat putusan-putusan dini tertentu. Terapis membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realistis dan mencari alternatif-alternatif guna menjalani kehidupan yang otonom.
    Terapis bukanlah seorang ahli yang tidak memihak, menyingkirkan diri, dan superior untuk menyembuhkan “pasien yang sakit”. Sebagian besar teoris menekankan pentingnya hubungan yang setaraf antara terapis dan klien. Pada dasarnya tugas terapis adalah mendorong klien agar dapat mencapai ego Orang Dewasanya sendiri tanpa dipengaruhi atau bergantung pada kebijaksanaan terapis. Terapis harus bisa membantu  agar klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan.

Pengalaman klien dalam terapi
    Klien harus memiliki kesanggupan dan kesediaan untuk memahami dan menerima suatu kontrak terapi. Dalam hal ini klien menyatakan tujuan terapinya sendiri dalam formulir kontrak. Disini klien sepenuhnya menentukan bagaimana putusan-putusan yang akan ia lakukan kemudian, dan diharapkan peran terapis untuk memihak, mendorong klien agar dapat memenuhi apa yang ia tentukan dengan kesadaran yang realistis.
    Harris mengungkapkan tiga alasan yang menjadi penyebab orang-orang mendatangi terapi dan menginginkan perubahan :
Yang pertama ialah mereka cukup menderita akan suatu hal dan ingin berubah dengan berhenti mengalami hal tersebut atau pindah kepada hal lainnya.
Sebab kedua adalah satu tipe keputusasaan yang lambat yang disebut perasaan bosan atau kejenuhan (akan suatu hal).
Hal ketiga adalah penemuan yang mendadak bahwa mereka bisa berubah.
Harris menjelaskan lagi bahwa apabila pasien (klien) telah mengetahui tentang mengapa ia melakukan sesuatu dan bagaimana antisipasi untuk menghentikan sesuatu itu, maka dapat dikatakan ia sembuh. Dalam artian pasien telah memahami betul akan cara penyembuhan dan ia dapat melakukannya berulang-ulang, maka kemudian hal tersebut akan membawanya pada perubahan.

Hubungan antara terapis dan klien
    AT adalah suatu bentuk terapi berdasarkan kontrak. Suatu kontrak dalam AT haruslah spesifik, ditetapkan secara jelas, dinyatakan secara ringkas, dan tidak bersifat luas. Sebagai sesuatu yang dapat diubah, kontrak-kontrak bisa dibuat bertahap-tahap. Kemudian terapis akan mendukung dan bekerja sesuai dengan kontrak yang bagi klien adalah kontrak terapi. Banyak klien yang mengeluh bahwa mereka tidak tahu apa yang akan diinginkannya, atau terlalu bingung untuk bisa membuat suatu kontrak yang jelas. Dalam keadaan demikian, klien dapat membuat kontrak jangka pendek, atau kontrak yang lebih mudah hingga klien dapat menentukan tujuan terapinya. Patut dicatat bahwa kontrak bukanlah tujuan, melainkan suatu alat untuk membantu seseorang menerima tanggung jawab karena menjadi otonom.


DAFTAR PUSTAKA:
Correy,G.1982. theory ang practice of counseling and psycotheraphy. California: cole publishing company
Corey.G.1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco
Harris,T. 1987. Saya OK kamu OKE. terjemahan.jakarta: Erlangga
Fauzan lutfi.2001. Pendekatan-pendekatan konseling individual. Malang:Elang Mas
Prawitasari, J.E. 1987. Analisis Transaksional. Yogyakarta

Selasa, 16 April 2013

Logoterapi

Logoterapi 

 Teori dan terapi Viktor Frankl lahir dari pengalamannya selama menjadi tawanan di kamp konsentrasi Nazi. Di sana, ia menyaksikan banyak orang yang mampu bertahan hidup atau mati di tengah siksaan. Hingga akhirnya dia menganggap bahwa mereka yang tetap berharap bisa bersatu dengan orang-orang yang dicintai, punya urusan yang harus diselesaikan di masa depan, punya keyakinan kuat, memiliki kesempatan lebih banyak daripada yang kehilangan harapan. keingintahuannya tentang mengapa beberapa individu bertahan hidup sedangkan yang lain tidak, mengarahkannya pada kesimpulan bahwa individu yang bertahan mampu menemukkan makna hidup, bahkan dalam kondisi yang sangat buruk. oleh karena itu, pencarian makna (logos ) merupakan tema utama dalam logoterapi. Terapinya dengan logoterapi, dari kata Yunani, “logos”, yang berarti pelajaran, kata, ruh, Tuhan atau makna. Frankl menekankan pada makna sebagai pegertian logos. Bila Freud dan Addler menekankan pada kehendak pada kesenangan sebagai sumber dorongan. Maka, Frankl menekankan kehendak untuk makna sebagai sumber utama motivasi Selain itu, Frankl juga menggunakan noös yang berarti jiwa/pikiran. Bila psikoanalisis terfokus pada psikodinamik, yakni manusia dianggap berusaha mengatasi dan mengurangi ketegangan psikologis. Namun, Frankl menyatakan seharusnya lebih mementingkan noödinamik, yaitu ketegangan menjadi unsur penting bagi keseimbangan dan kesehatan jiwa. Bagaimana pun, orang menginginkan adanya ketegangan ketika mereka berusaha mencapai tujuan. Dalam logoterapi (masuk dalam aliran psikologi eksistensial humanistik) sebuah aliran psikologi yang dirintis oleh Viktor Frankl ada tiga asas dalam aliran ini yang merupakan pandangan tentang makna kehidupan. Pertama, bahwa hidup memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasa penting, benar dan berharga yang didambakan serta memberikan nilai khusus seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Dengan adanya makna hidup ini maka manusia akan berusaha menemukan apa tujuan hidupnya, dengan ini maka manusia akan merasa hidupnya penuh arti dan sangat berharga untuk diperjuangkan. Sebenarnya makna hidup itu sendiri sudah ada didalam diri manusia dan terpatri didalamnya baik dalam kondisi senang ataupun susah. Maka apakah kita sudah menemukan apa makna (arti) kehidupan kita?? Kedua adalah setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk menemukan sendiri makna hidupnya. Makna hidup dan sumber-sumbernya dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, khususnya pada pekerjaan dan karya bakti yang dilakukan, serta dalam keyakinan terhadap harapan dan kebenaran serta penghayatan atas keindahan, iman, cinta dan kasih. Makna hidup ada didalam diri kita dan disekitar kita, maka apa makna hidup ini buat kita?? Ketiga setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielekkkan lagi yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetapi tidak berhasil. Maksudnya jika kita tidak mungkin mengubah suatu keadaan tragis, sebaiknya kita mengubah sikap atas keadaan itu agar kita tidak terhanyut secara negaif oleh keadaan itu. Tentu saja dengan mengambil sikap tepat dan baik, yakni sikap yang menimbulkan kebijakan pada diri sendiri dan orang lain serta sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma lingkungan yang berlaku.Asas-asas ini hakikitnya merupakan inti dari setiap perjuangan hidup, yakni mengusahakan agar hidupnya senantiasa berarti bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Agama. Dalam hal ini diakui adanya kebebasan (yang bertanggung jawab) untuk mewujudkan hidup yang bermakna melalui pekerjaan, karya bakti, keyakinan dan harapan secara tepat untuk mengatasi segala permasalah hidup yang tidak terelakkan lagi.


 Sumber : Husni Mubarok. Logoterapi ( makna Hidup dalam psikologi Viktor Frankl).http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/05/12/logoterapi-makna-hidup-dalam-psikologi-viktor-frankl-462406.html. 
http://www.psikologizone.com/victor-emil-frankl-dan-logoterapi-2/065112054. 
Videbeck.S.L.( 2008).Buku Ajaran Kepereawatan Jiwa.Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Penerbit.

Selasa, 02 April 2013

Terapi Humanistik Eksistensial

                                                                   Terapi Humanistik Eksistensial

A. Sejarah Humanistik 
      Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force). Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 1986 : 113). Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Psikologi eksistensial humanistic berfokus pada kondisi manusia. Sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia seolah-olah suatu kesatuan teknik – teknik  yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi – terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep – konsep dan asumsi – asumsi tentang manusia. 
B. Konsep Utama 
1. kesadaran diri 
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
2Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasanKesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
3.  Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.
C. Tujuan terapi .
pasien semakin effektif dalam memecahkan masalah, penyesuaian dirinya secara psikologis semakin mendekati  optimal , pasien semakin mengalami penerimaan diri dari orang lain. 
D. Fungsi dan peran terapi 
         Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi, Menyadari peran dari tanggung jawab           terapis.  Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik, Berorientasi pada pertumbuhan. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi,   Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.
kelebihan dan kekurangan 
  • kelebihan : Humanistik eksistensial membuat seseorang merefleksikan hidupnya , Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri, 
  • kekurangan : memerlukan waktu yang cukup lama, dan tidak efektif .



sumber :  Drs.Yustinus Semiun, OFM.2006.  TERAPI-TERAPI HUMANISTIK-EKSISTENSIAL.Jakarta  .Kanisiun

Corey, Gerald. (1988). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco.




Senin, 01 April 2013

Client-Centered Therapy

Client-Centered Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan penyelidikan, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. Istilah terapis dalam pendekatan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah fasilitator (Atkinson dkk., 1993).

Untuk mencapai pemahaman klien terhadap permasalah yang dihadapi, maka dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan antara lain adalah : empati, rapport, dan ikhlas. Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien dan kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap klien. Terapis berusaha agar masalah yang dihadapi klien dipandang dari sudut klien sendiri. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengalaman bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat sec ara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pira atau bertindak dibalik topeng profesinya (Atkinson dkk., 1993). Selain ketiga hal tersebut, didalam proses konseling harus terdapat pula adanya jaminan bahwa masalah yang diungkapkan oleh klien dapat dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sama sekali jika klien sudah dapat memahami permasalahannya sendiri.

Menurut Roger (dalam Corey,1995), pertanyaan "Siapa Saya?" dapat menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka ini bertanya : Bagaimana saya dapat menemukan diri nyata saya? Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginkan? Bagaimana saya memahami Bagaimana saya bisa memahami apa yang saya yang ada dibalik di balik dinding saya dan menjadi diri sendiri? Oleh karena itu tujuan dati Client-Centered Therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfugsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.

Sumber :
Rianti, Dwi B.P. dan Hendro Prabowo.1998. Psikologi Umum 2. Seri Diktat Kuliah.Jakarta : Gunadarma