Menurut definisi umum mengenai psikologi lintas budaya ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan ini.
Tujuan Psikologi Lintas Budaya
Tujuan pertama ini oleh Berry && Dasen (1974) disebut "tujuan membawa dan menguji" (transport and goal). Intinya adalah bahwa sang psikolog berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapnya dalam kelompok manusia lain (malahan semua manusia).
Tujuan kedua yang diajukan Berry & Dasen (1974) menjawab persoalan ini : menjelajah budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan kedua ini menuntut kita membuka mata terhadap aspek-aspek perilaku yang baru walau kita telah mendapat dukungan menarik dari perampatan fenomena yang kita pelajari.
Tujuan ketiga berusaha menjalin dan mengintegrasikan hasil-hasil yang diakui ke dalam sebuah psikologi berwawasan luas ketika tujuan pertama dan kedua tercapai. Tujuan ketiga ini penting karena kebolehjadiannya berbeda dengan tujuan pertama yang menghadapkan kita pada batas-batas upaya merampatkan pengetahuan psikologi yang kita kukuhi. Tujuan ketiga juga menindak lanjuti pencapaian tujuan kedua sebagai upaya menemukan fenomena psikologi baru yang harus tetap dikembalikan ke dalam suatu kerangka teori psikologi lebih umum.
Hubungan dengan disiplin ilmu lain
Psikologi lintas budaya jelas memiliki semua persyaratan suatu upaya interdisipliner yang memaparkan tinjauan mendalam mengenai aktivitas psikologi lintas budaya kini. Ini bukti nyata dari definisi yang diajukan sebelumnya. Dari sana kita mencoba menemukan hubungan sistematik antara data pada aras populasi ( dari ekologi, biologi dan antropologi) dan data psikologis individual. Terlepas dari cara para ilmuwan mendekati suatu topik berspektif interdisipliner, perlu kita simak persoalan pada aras analisis (level of analysis). Dari disiplin-disiplin beraraspopulasi ini, psikologi lintas budaya dapat menarik sejumlah informasi substansial. informasi-informasi ini dapat dikembangkan untuk memaparkan konteks umum perkembangan ilmu psikologi, berfungsinya individu, dan pemahaman terhadap variasi perilaku individu yang tampil dalam populasi beragam budaya. Bidang psikologi lintas budaya terletak ditengah gambar karena bidang ini diharap menyediakan wawasan tentang perilaku individu sebagai hal yang berhubungan dengan fenomena pada aras populasi. Dalam suatu analisis terperinci, Jahoda (1982, 1990an) mengkaji hubungan antropologi dan psikologi yang dalam banyak hal merupakan hubungan interdisipliner paling substansial. Ia menelusur interaksi panjang, terkadang sporadis, antara kedua disiplin mulai dari saat dipisahkan (dalam abad ke 19) sampai melalui suatu periode, saat kalangan akademisi menjadi ahli dalam kedua bidang itu (dipenghujung abad ke 20). Kemudian disusui suatu periode saling menolak, bahkan bermusuhan, dengan pengecualian pada bidang "budaya dan kepribadian" (kini dikenal sebagai "antropologi psikologi") pada beberapa dasawarsa terakhir.
Sumber : W. Berry, John dkk. 1999. Cross-Cultural Psychology : Research and Applications alih bahasa Edi Suhardono Cetakan Pertama . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.