Muhammad Ali
06/03/2012 11:49 | Kesehatan
Liputan6.com, Vancouver: Orangtua pasti gemas mendengar ocehan sang buah hati saat ia mulai belajar mengucapkan kata-kata. Proses perkembangan bahasa si kecil ternyata tergantung dari kondisi mental sang Ibu selama masa kehamilan.
Seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, belum lama ini, seorang Profesor Psikologi di University of British Columbia, Inggris, Janet Werker, mengatakan para peneliti tak yakin bila proses perkembangan bahasa bayi tersebut memiliki efek ke depan bagi kemampuan bahasa mereka. Mereka meyakini, setiap bayi memiliki kemampuan utama dalam memperoleh bahasa.
Ia menjelaskan, setiap bayi yang dilahirkan memiliki kemampuan belajar bahasa apapun. Dan ia dapat membedakan suara dari berbagai bahasa yang berbeda. Namun, pada usia 6 sampai 10 bulan, mereka mulai memperhatikan lebih banyak suara bahasa asli mereka,dibanding suara bahasa lain, Selasa (6/3).
Dalam riset barunya, Werker dan rekan melakukan tes kemampuan bahasa bayi yang lahir dari ibu yang bebas dari depresi untuk membedakan antara suara konsonan yang bukan bahasanya. Hasilnya, bayi dari ibu tanpa depresi menunjukkan pola perkembangan bahasa normal, yaitu para bayi dapat membedakan suara konsonan tersebut di usia 6 bulan, tetapi pada usia 10 bulan mereka telah kehilangan kemampuan ini.
Sebaliknya, bayi dari ibu yang terkena depresi bisa membedakan suara konsonan di usia 10 bulan. Dan uniknya, bayi yang terlahir dari ibu yang terkena depresi lalu meminum obat antidepresi, bayinya tidak dapat membedakan suara konsonan di kedua jenjang usia tersebut.
"Karena efek kesehatan mental pada ibu berpengaruh pada bayi mereka, maka wanita harus diperiksa tingkat depresinya sebelum dan selama kehamilan agar dapat dikelola secara efektif," kata Dr Tim Oberlander, seorang profesor perkembangan pediatri di University of British Columbia, Inggris.
Untuk itu, bagi para ibu yang ingin buah hatinya tumbuh normal kecerdasan bahasanya, cobalah kelola stres dengan menjalani pola hidup sehat. Kemampuan bahasa penting dimiliki anak untuk menumbuhkan kecerdasan pada bidang lainnya. (MEL)